Seiring semakin berkembangnya zaman, beragam persoalan agama baru pun bermunculan, Haruskah kita kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah untuk memecahkan persoalan tersebut? Jawabannya sudah pasti iya, tapi bukan pada tataran itu sebenarnya yang harus kita pertanyakan, tapi "Bagaimana cara kembali atau mampukah setiap orang secara langsung merujuk pada Al-Qur'an dan Sunnah dalam setiap amaliahnya? Apalagi jika persoalan agama yang kita hadapi ternyata tidak dicantumkan secara tersurat dalam kedua nash tersebut?

Keberadaan Ilmu Ushul Fiqih hasil karya Prof. Abdul Wahab Khallaf ini adalah jawaban dari pertanyaan tersebut. Ia merupakan jawaban dalam melakukan istinbath (melahirkan) hukum pada persoalan-persoalan keagamaan yang baru, apakah sebuah dalil menunjukkan amar, nahi, kulli atau pun mutlak, berdasarkan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh para ahli Ushul Fiqh. Sebagai contoh, "Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu.." (An-Nisa/4:23). Berdasarkan kaidah Ushul Fiqh, "Sesuatu yang umum mencakup seluruh satuan-satuannya secara pasti", sehingga ditetapkanlah bahwa semua itu diharamkan untuk dinikahi.

Contoh di atas adalah sebagian kecil dari materi buku ini. Pembahasan tuntas mengenai sepuluh dalil-dalil Syar'iyyah yang telah disepakati, kaidah-kaidah ushuliyyah yang bersifat kebahasaan, seperti Mafhum Mukhalafah, Musytarak, 'Amm dan lainnya, serta kaidah-kaidah Ushuliyyah Tasyri'iyyah, seperti Nasikh wa Mansukh serta Ta'arrudh dan Tarjih dikupas tuntas dalam buku ini. 

Telaahlah buku ini, niscaya tingkat pengetahuan Anda pada hukum-hukum syar'i semakin terasah!

Toha Putra Semarang