Menuju halaman toko online
Kematian adalah suatu kepastian yang diyakini seluruh manusia. Manusia meyakininya karena ia sendiri melihat beberapa orang lain yang lebih dahulu wafat daripadanya. Akan tetapi, keyakinan mereka tidak sama terhadap masalah adanya kehidupan akhirat setelah kehidupan duniawi ini.
Dunia adalah jembatan menuju akhirat. Jembatan itu dilalui kemudian ditinggalkan, sedang akhirat adalah tujuan akhir. Dunia juga adalah tempat mencari bekal akhirat. Tempat mencari bekal itu akan ditinggalkan, dan bekal yang didapat akan dibawa ke akhirat.
Seorang muslim dituntut untuk memiliki "jembatan" yang baik, kuat dan aman. Karena dengannyalah ia dapat sampai ke tujuan. Ia juga harus memiliki "tempat mencari bekal" yang baik, menyenangkan, aman, dan kondusif. Karena dengannyalah ia dapat bekerja mencari bekal akhirat. Mewujudkan keseimbangan antara dunia dan akhirat adalah suatu kewajibannya. Imam Mawardi mengupas kedua masalah serius ini secara tuntas dan jelas pada bab ketiga dan keempat dalam karyanya Adab ad-Dunya wa ad-Din, yang dalam terjemahan bahasa Indonesianya kami beri judul "ETIKA AGAMA DAN DUNIA". Memahami hakikat beragama dan berinteraksi di Dunia.
Mungkin ketika membaca buku ini ada pembaca yang merasa bahwa buku ini bersifat kontradiktif. Karena antara lain, di satu pembhasan buku ini mengajak pembaca untuk bersikap zuhud, semetara di pembahasan lainnya buku ini mengajak pembaca untuk giat bekerja, berusaha, dan membangun dunia. Dugaan seperti ini akan sirna bila kita menyadari bahwa kita memang dituntut mewujudkan keseimbangan antara dunia dan akhirat.
Buku Etika Agama dan Dunia; Memahami hakikat beragama dan berinteraksi di Dunia
Diterjemahkan dari buku Adab ad-Dunya wa ad-Din, Bab III dan Bab IV.
Karya Abu al-Hasan Ali al-Bashri al-Mawardi
Penerjemah : Ibrahim Syuaib
Penerbit Pustaka Setia
Terbit Tahun 2002
ISBN 979-730-228-8
Ukuran 15 cm x 21 cm
Kertas isi CD/koran
268 halaman
Softcover
Produk orisinal